Jakarta - Performa Research In Motion (RIM) di lantai bursa tengah goyah. Bahkan dalam perdagangan Rabu kemarin, saham produsen BlackBerry itu turun 2,5% sehingga kini harganya berada di angka USD 15 per lembar saham.
Kondisi RIM ini tentu saja terbilang memprihatinkan. Pasalnya, menurut MarketWatch, nilai saham mereka kini berada di titik terendah sejak pertengahan 2004 lalu.
Dikutip CyberNet dari Zdnet, Kamis (15/12/2011), para analis menilai bahwa performa negatif saham vendor asal Kanada itu tak lepas dari lesunya penjualan BlackBerry secara keseluruhan.
Memang, di beberapa negara -- seperti Indonesia -- BlackBerry masih jadi salah satu gadget populer. Namun jika berbicara global, lambat laun handset yang terkenal dengan fitur BBM-nya itu dikatakan kalah pamor dari iPhone dan perangkat Android.
Kondisi itu diperparah dengan anjloknya penjualan BlackBerry PlayBook yang jauh dari harapan lantaran kalah bersaing dengan iPad cs. Akibatnya, RIM pun dilaporkan harus menanggung kerugian USD 485 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun dari produk tablet PC-nya itu.
Penyebabnya adalah, PlayBook yang diproduksi jauh lebih banyak dibanding jumlah unit yang terjual. Sehingga stok tablet perdana RIM itu masih menumpuk.
RIM sendiri belum memberikan responsnya secara resmi terkait hal ini. Namun Alex Saunders, Vice President Developer Relations & Ecosystem Development RIM sebelumnya pernah berkilah bahwa kabar peminat BlackBerry yang melempem hanyalah sebuah mitos. Sebab berdasarkan data yang dimiliki RIM, jumlah pengguna BlackBerry terus meningkat tiap tahunnya.
"Pengguna BlackBerry menurun? Itu hanya mitos. Ada 70 juta pengguna BlackBerry yang saat ini aktif, 20 juta lebih banyak dari tahun sebelumnya," klaim Saunders, di sela ajang BlackBerry DevCon Asia 2011 yang berlangsung di Singapura, beberapa waktu lalu.
Performa saham RIM (sumber: marketwatch
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar